SEGELAS SUSU UNTUK INDONESIA LEBIH MAJU

SEGELAS SUSU UNTUK INDONESIA LEBIH MAJU

Selasa, 24 Juni 2014 | 14:25 WIB Penulis : Web Admin Dibaca : 2193 kali
HSN 2014 UB

“Segelas Susu untuk Indonesia Lebih Maju”, itulah tema yang diusung Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dalam peringatan Hari Susu Nusantara (HSN) tahun 2014. Acara peringatan yang dikemas dalam Seminar sehari ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa. Hadir sebagai narasumber adalah Direktur Perbibitan – Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur.

Secara umum konsumsi protein hewani nasional sangat rendah bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN. Konsumsi susu oleh masyarakat tidak lebih dari 12 liter / kapita / tahun. Rendahnya konsumsi susu tersebut terkait erat dengan pemahaman masyarakat terhadap gizi susu, sehingga cenderung mementingkan konsumsi karbohidrat. Hal inilah yang mendasari pelaksanaan peringatan HSN 2014 pada tanggal 22 Juni di Gedung Widyaloka, universitas Brawijaya. Dengan mengusung tema “Segelas Susu untuk Indonesia Lebih Maju”, harapannya adalah dengan mengkonsumsi segelas susu setiap hari, akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia.

Menurut Direktur Perbibitan, Ir. Abubakar, SE, MM, salah satu sumber pangan hewani dalam rangka pemenuhan protein hewani di Indonesia salah satunya adalah berasal dari susu. Oleh karena itu akan pemerintah akan mendorong pengembangan persusuan nasional melalui peningkatan produksi dan konsumsi susu segar, pengembangan industri pengolahan susu dan pengembanganpasar dan jalur pemasaran. Hal ini dikarenakan permintaan susu nasional meningkat 14 persen dari tahun 2007 ke tahun 2011.

Kegiatan teknis dalam bidang perbibitan  yang sedang dilakukan pemerintah adalah penerapan tehnologi pemuliaan melalui progeny test dan performance test, pengembangan kawasan sapi perah yaitu di Malang, Padang Panjang, Bandung dan Boyolali. Dalam upaya peningkatan produktifitas dan populasi sapi perah, pemerintah telah bekerja sama dengan Counterpart Fund – Second Kennedy Round (CF-SKR) dan JICA Jepang serta melakukan import bibit betina sapi perah bunting yang mempunyai potensi produksi susu tinggi.  Dalam bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit menular pada sapi perah serta pengujian susu segar di koperasi terhadap kualitas dan pencemaran bakteri pathogen dan non pathogen. Sedangkan dalam hal kelembagaan, pemerintah akan mendorong koperasi untuk mampu mengolah dan memasarkan susu berskala industri.

Melihat meningkatnya permintaan susu nasional tiap tahunnya, Kadisnak Prov Jatim, Ir. Maskur, MM, menjelaskan bahwa usaha pengembangan sapi perah cukup baik. Hal ini dikarenakan pemenuhan bahan baku susu lokal untuk Industri pengolahan Susu masih 30 persen, sisanya masih dibutuhkan impor. Ir Maskur juga menjelaskan bahwa untuk memenuhi permintaan industri, beberapa hal juga perlu diperhatikan apabila akan terjun dalam usaha ini. Harga dan kualitas susu dalam negeri masih kalah dengan susu impor, hal ini dikarenakan usaha di negara maju dilakukan dengan modal besar dan skala usaha besar sedangkan lebih dari 95 persen usaha peternakan sapi perah di Indonesia adalah peternakan rakyat dengan kepemilikan rata-rata 2 – 4 ekor. “Oleh karena itu agar susu tidak dihargai rendah oleh industri, maka penanganan susu secara higienis dari farm sampai ke industri perlu dilakukan,” lanjutnya.

Sumber: DISNAK JATIM